Friday, February 15, 2008

HARI 34 : BERPIKIR SEPERTI SEORANG HAMBA

Untuk menjadi seorang pelayan, perlu perubahan mental dan sikap. Allah lebih tertarik mengapa kita mengerjakan sesuatu, daripada apa yang kita kerjakan.

Sikap pelayan sejati yang melayani Allah :

1. Pelayan sejati lebih memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri.

Kerendahan hati yang sejati artinya adalah kurang memikirkan diri kita sendiri, dan sadar kepada kebutuhan-kebutuhan di sekeliling kita. Kamu tidak bisa menjadi seorang pelayan kalau memikirkan diri sendiri. Hanya kalau kamu melupakan dirimu, kamu bisa melakukan hal-hal yang layak untuk diingat.

Seringkali kita melakukan pelayanan untuk diri sendiri supaya orang lain menyukai kita, mengagumi atau mendapatkan hal-hal yang kita inginkan. Ini adalah manipulasi, bukan pelayanan. Pelayan yang sejati juga tidak berusaha memanfaatkan Allah demi tujuan-tujuanpribadinya. Rendah hati itu hal yang sulit, karena manusia pada dasarnya adalah egois (memikirkan diri sendiri). Kamu bisa mengukur hati pelayan dalam dirimu melalui caramu memberi tanggapan ketika orang lain memperlakukanmu seperti pelayan.

Bagaimana reaksimu bila menerima perintah ? Melakukan atau membantah ?

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Bagaimana reaksimu ketika diperlakukan sebagai seorang yang tidak penting ?

  1. Biasa saja
  2. Diam, tetapi marah dalam hati
  3. Protes
  4. Membalas

2. Pelayan berpikir seperti penatalayan (steward), bukan pemilik

Allah pemilik segalanya. Penatalayan adalah seorang hamba yang dipercayai untuk mengelola harta tuannya. Apakah yang telah dipercayakan Allah sebagai harta yang berharga dalam hidupmu ? Sumber daya dan uang !

Apakah kamu hidup untuk melayani Allah atau hidup untuk mencari uang ? Pelayan harus bekerja sepenuh waktu, tidak bisa separuh waktu. Kekayaan bukan dosa, tetapi kalau kamu menjadi hamba uang maka kamu menjadi budaknya. Allahs eringkali memakai uang untuk menguji kesetiaanmu sebagai pelayan. Yesus lebih banyak berbicara tentang uang daripada tentang surga atau neraka. Caramu mengelola keuangan akan mempengaruhi seberapa banyak Allah bisa memberkti kehidupanmu.

Apakah kamu menganggap uang yang ada padamu milikmu sendiri dan dapat digunakan sesukamu, ataukah kamu bertanya kepada Tuhan sebelum kamu memakai uang tersebut ?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Apakah kamu memberikan perpuluhan ( 10 % ) dari uangmu kepada Tuhan ?

…………………………………………………………………………………………

Apakah kamu menyisihkan uangmu untuk persembahan atau menolong orang lain ? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Pelayan berpikir tentang pekerjaannya, bukan apa yang dikerjakan orang lain.

Pelayan tidak membanding-bandingkan, mengkritik atau bersaing dengan pelayan lain. Persaingan di antara pelayan-pelayan Tuhan adalah hal yang tidak masuk akal karena kita semua berada dalam tim yang sama ; tugas kita berbeda; dan kita telah dibentuk secara unik.

dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. (Galatia 5 : 26 )

Kalau kamu sibuk melayani, maka kamu tidak akan memiliki waktu untuk mengkritik. Pelayan sejati tidak mengeluh tentang orang lain, merasa tidak adil karena orang lain tidak bekerja, mengasihani diri sendiri, atau membenci mereka yang tidak melayani. Tugasmu bukanlah menilai orang lain, melainkan bekerja sebaik mungkin. Tugasmu juga bukan membela diri sendiri bila dikritik. Biarkan Tuhan yang menangani.

Pernahkah kamu merasa diperlakukan tidak adil karena melakukan tugas lebih banyak atau lebih sering dari orang lain ? ……………………………………………………….

Apakah yang kamu lakukan kalau car akerjamu, atau hasil kerjamu yang kamu lakukan dengan sungguh-sungguh dikritik orang lain ? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Pelayan mendasarkan identitas dirinya di dalam Kristus.

Pelayan tidak harus membuktikan kelayakan dirinya. Pelayan rela mengerjakan tugas-tugas yang dianggap orang lain membuat “harga diri” jatuh dan “diremehkan.” Yesus membasuh kaki para muridNya. Yesus tidak “gengsi” melakukannya. Ia tahu siapa diriNya, dan tidak merasa terancam tidak dihargai orang lain. Kamu tidak perlu mengukur nilai dirimu dengan penghargaan, keberhasilan dan status. Semakin dekat kamu dengan Yesus, semakin sedikit kamu perlu untuk mempromosikan dirimu sendiri.

Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan. ( 2 Kor. 10 : 18 )

5. Pelayan memikirkan pelayanan sebagai kesempatan, bukan kewajiban.

Pelayan melayani dengan sukacita karena mengasihi Tuhan dan bersyukur atas kasih karuniaNya. Dengan melayani kamu memanfaatkan secara maksimal apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidupmu, dan kelak kamu akan mendapat upah yang kekal di surga. Tidak peduli berapa usiamu, Tuhan akan memakaimu bila kamu mulai bertindak dan berpikir seperti seorang pelayan.

Ayat Hafalan :

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Filipi 2 : 5 )

No comments: